I'M Keven Feil

Graphic Designer . Web Developer . Photographer

Tuesday, January 14, 2020

Rupiah Terhambat Stochastic yang Mulai Oversold


Akasia Media, Indonesia- Nilai tukar rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (14/1/2020), tetapi dengan laju penguatan yang melambat jika dibandingkan dengan dua hari terakhir.

Rupiah langsung menguat 0,11% ke level Rp 13.650/US$ begitu perdagangan hari ini dibuka. Dalam perjalanannya, penguatan rupiah bertambah menjadi 0,26% menjadi Rp 13.630/US$. Level tersebut menjadi yang terkuat bagi rupiah hari ini, dan juga terkuat sejak Februari 2018.

Setelah mencapai level tersebut, penguatan rupiah terpangkas dan tersisa 0,07% di level Rp 13.655/US$ pada pukul 13:00 WIB. Dalam dua hari sebelumnya, rupiah menguat masing-masing sebesar 0,65%.

Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus-bagusnya terus memberikan tenaga bagi rupiah untuk menguat. Kesepakatan dagang AS dengan China yang akan ditandatangani Rabu (15/1/2020) besok di Washington menjadi faktor utama di balik penguatan rupiah.

Selain itu, pelaku pasar juga menanti rilis data neraca perdagangan Indonesia yang dirilis besok. Konsensus yang dihimpun Trading Economics menunjukkan defisit neraca perdagangan RI diperkirakan membaik menjadi US$ 130 juta pada Desember, dari bulan sebelumnya yang defisit sebesar US$ 1,33 miliar.

Sementara itu, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor masih akan terkontraksi (tumbuh negatif) 1,9% secara year-on-year (YoY). Sementara itu, impor juga terkontraksi 4,4% YoY dan neraca perdagangan defisit US$ 456,5 juta. Data tersebut akan menjadi penggerak rupiah pada Rabu besok.

Sementara secara teknikal, laju penguatan rupiah melawan dolar AS atau yang disimbolkan USD/IDR tertahan oleh indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh jual (oversold) pada grafik harian.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mendahului pergerakan harga. Ketika suatu instrumen memasuki wilayah oversold, maka penurunan instrumen tersebut sudah terlalu besar, dan berpeluang akan bangkit.

Dalam hal ini, dolar AS memiliki potensi bangkit melawan rupiah. Meski demikian, kebangkitan dolar AS akan bersifat korektif dan berpeluang kembali tertekan.

Secara teknikal, tanda-tanda penguatan rupiah sudah muncul sejak Selasa (7/1/2020). Saat itu rupiah membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%.

Level pembukaan rupiah itu sekaligus menjadi titik terlemahnya, sementara level penutupan menjadi titik terkuat rupiah pada hari Selasa. Dengan demikian, secara teknikal rupiah membentuk pola Black Marubozu.

Grafik di atas menunjukkan pergerakan harian dolar AS vs rupiah (USD/IDR) dalam candlestick. Black Marubozu terjadi pada Selasa lalu, yang menjadi tanda jika dominannya para investor menjual dolar AS dan atau membeli rupiah.

Munculnya black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrumen akan mengalami penurunan lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan.

Dominannya para investor menjual dolar AS dan atau membeli rupiah akhirnya terlihat lagi sejak Kamis (9/1/2020) setelah menahan diri akibat risiko perang antara AS dan Iran sehari sebelumnya.

Indikator Stochastic sudah berada di wilayah oversold dalam cukup lama, sehingga potensi bangkitnya dolar AS memang cukup besar. Support (tahanan bawah) berada di kisaran Rp 13.740/US$ (level terkuat rupiah Oktober 2017). Hari ini level tersebut sempat dilewati, tetapi kemudian rupiah berbalik ke atas level tersebut.

Rupiah masih berpotensi menguat menuju support tersebut hari ini. Ke depannya selama tertahan di atas support, rupiah berisiko mengalami koreksi.

Namun jika mampu menembusnya, Mata Uang Garuda berpeluang menguat menuju Rp 13.615/US$. Jika level tersebut berhasil ditembus secara konsisten, rupiah berpeluang menguat Rp 13.590 sampai Rp 13.560/US$.

Resisten (tahanan atas) terdekat berada di level Rp 13.700/US$, jika dilewati, rupiah berisiko terkoreksi menuju Rp 13.760/US$. Selama tertahan di bawah Rp 13.700/US$, rupiah cenderung masih akan menguat. 

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 comments:

Post a Comment

What clients say

Start Work With Me

Contact Us

JOHN DOE
+123-456-789
Melbourne, Australia

Breaking Video

Recent Posts

Comments

Translate

Like on FB

Pages